IQ

Minggu, 20 Maret 2011

SEJARAH SINGKAT HUTA HAITI


SEJARAH SINGKAT HUTA HAITI
S
uri Andung Jati adalah seorang ratu dari kerajaan Padang Garugur (Tapsel). Pada abad 15 Dulunya kerajaan ini sangatlah damai dan tentram, kemudian datanglah suatu kehancuran yang didatangkan oleh kerajaan Huta Siantar dengan ajanya yang bernama Raja Pulungan. Dia ingin menguasai seluruh daerah Tapsel termasuk kerajaan Padang Garugur yang dipimpin oleh Andung Jati, Kemudian karena takutnya Andung Jati tertangkap oleh Raja Pulungan, maka dia melarikan diri dari kerajaannya dengan membawa dua orang cucu dari putrinya Boru Nasution, dan ia juga membawa rombongan dari kerajaannya.
Pertama Andung Jati dan rombongannya singgah untuk beristirahat di bukit Rudang, sebelum Sibuhuan kec. Barumun, Karena dia masih di kejar oleh Raja Pulungan, Andung Jati dan rombongannya pindah ke Muara Pisang Kolot. Untuk lebih amannya lagi Andung Jati dan rombongannya pindah dan bermukim di bukit Tor (Bulu simaraong-ngaong) untuk beberapa hari. Karena sang Ratu berkeinginan untuk berpindah tempat dia memanggil pawang untuk menangkap ayam jantan bariang (merah) untuk diterbangkan ke atas dimana nanti arah terbang ayam tersebut kesitulah mereka melanjutkan perjalanan. Tetapi seketika sang Ratu menyadari bahwa kerisnya tertinggal, di bukit Rudang sebelum Sibuhuan, karena itu dia menyuruh 3 orang pengikutnya yang bermarga Nasution untuk menjemput kerisnya.
Tetapi ketika ketiga pengikut tersebut menemukan keris tersebut mereka tidak bisa membawanya kepada Ratu Andung Jati, karena keris tersebut menikam dan tertancap ke tenah dan tidak bisa dicabut. Kemudian ketiga pengikut Ratu kembali untuk melaporkan hal ini kepada Ratu, dan Ratu seketika menugaskan kepada marga Daulai untuk menjemput keris itu dengan membawa buah Kundur. Ketika marga Daulai tersebut sampai ketempat keris tersebut. Seketika dengan sendirinya keris itu terbang dan menancap pada buah kundur tersebut, dan mereka membawanya kepada sang Ratu dan merekapun melanjutkan perjalanan.
Ternyata ayam jantan tersebut menuju kearah Riau, beberapa hari dijalan dengan menempuh hutan rimba, sampailah mereka di daerah Tambusai yang kita ketahui sekarang ini. Mereka disana bermukim cukup lama yaitu sekitar 40 tahun. Mereka hidup rukun dan tentram karena dapat perlindungan dari Raja Tambusai yang telah menikah dengan anak perempuan Baroar (nasution), yaitu Andung bulan.


Diasana mereka berladang dan bercocok tanam untuk persiapan dan perbekalan keluarga, dan juga memupuk keluarga sehingga banyak mendatangkan keturunan dan itu dapat membentuk kekuatan. Pada abad 16 lebih tepatnya pada tahun 1630 keluarga besar Suri Andung Jati melanjutkan perjalanan dengan menyusuri sungai batang sosa sehingga mereka sampai di pasir pengaraian, yang dahulunya tempat pengiraian emas.


Terus mereka melewati hutan belantara dengan membuat jalan sendiri, sehingga dimana ada tempat yang betul-betul bisa untuk tempat bercocok tanam disitulah mereka bermukim. Dan merekapun hidup berpindah-pindah dengan mengikuti arah terbangnya ayam jantan Bariang dan dengan menelusuri sungai rokan kanan dan bermukim di tepi sungai. Beberapa bulan disana sambil mendapatkan pembinaan dari Boru Namora Suri Andung Jati.

2 komentar:

  1. bos ada yang salah tuh bukan ayam yang jadi panduan cobak baca sejarah baroar Glr. Sutan Diaru yang ibunya sutan perempuan dengan nama suri andung jati. anak badoar yang wanita ada yang nikah dengan raja tambusai. ketika perang saudara terjadi setelah baroar meninggal maka diselemat kan suri andung jati dua anak badoar dengan nama solut dan panyolot atau sutan raja dan sutan namora raja. lalu mereka pergi ketambusai meminta suaka politik dan raja tambusi memerintah kan mereka tinggal di perbatasan yaitu di pisang kolot. sejarah lebih dekat dengan realita dan bisa diterima akal bukan banyak cerita gaib.biar jangan salah kita menafsirkan cerita sejarah bos

    BalasHapus